Senin, 30 November 2009

TEATER INSTAN

Rupa-rupanya tidak hanya mie saja yang instan teater pun juga instan. Pembinaan teater sekolah tiap tahun berganti personil sehingga kalau ada lomba atau mau ada perpisahan penggarapan naskah hanya beberapa waktu saja bahkan hanya asal bisa tampil. Ini berbeda dengan kelompok teater profesional untuk menggarap satu naskah membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan ada yang sampai tahunan. Dengan kondisi teater sekolah seperti itu tidak mungkin kita mempersiapkan sebuah pementasan yang matang betul, mengingat kondisi siswa juga butuh belajar yang lain. Walaupun begitu keberadaan teater instan yang hanya sesaat kemunculannya tetap dibutuhkan. Hal itu untuk unjuk keberadaan bahwa teater sekolah masih ada.....!

PASANG SURUT TEATER SEKOLAH

Keberadaan sekolah tak lepas dari pasang surut. Hal itu disebabkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Yang pertama jelas faktor masukan. Sangat sulit untuk mencari bibit pemain yang handal karena rata-rata jarang ada sekolah SMP yang ada ekstra teater. Karena itu rata-rata anak yang masuk teater hanya berbekal minim. Kondisi semacam itu sangat labil, begitu mendapat pelatihan yang agak berat keluar dari ekstra teater. Kedua, adanya anggapan bahwa ekstra teater belum menjadi ekstra utama, masih merupakan ekstara sampingan. Bahkan kadang kala hanya sekedar mampir di ekstra teater. Hari ini ada besok dan seterusnya tidak ada lagi. Konyolnya ada yang ikut ekstra teater ketika diajak latihan mengatakan saya mengantar teman latihan teater. Ya... begitulah......!

Sabtu, 21 November 2009

KTSP

Keberadaan KTSP bagi pembina teater memberi angin segar dalam pembinaan teater. Dari sisi materi berkaitan dengan pengajaran cukup banyak. Terutama untuk kelas XI. Namun yang menjadi kendala untuk pembelajaran drama adalah sangat minimnya pengalaman berteater bagi para siswa. Kalau pun ada yang berpengalaman ya tidak memadai. Tanggal 16-19 November 2009 kemarin diadakan bintek KTSP di Hotel Kalingga Star. Peserta nya berbagai macam jurusan. Alangkah baiknya bila Bimtek semacam itu dilakukan tiap jurusan. tentu akan lebih semangat. Alih-alih berkaitan dengan pendanaan yang menjadi kendala.

Jumat, 20 November 2009

BIMTEK PERFILMAN DI PATI

Beberapa bulan yang lalu Dinas Pendidikan Nasional Jawa Tengah mengadakan bimbingan teknis berkaitan dengan perfilman di pati. Dari kegiatan itu sangat bermanfaat bagi pembina teater karena dari kegiatan itu kita dapat menimba ilmu kepada para pekerja teater yang lebih profesional dalam menggeluti dunia teater. Bahkan kita dapat kreasi di ajang ini.

SISI LAIN TOT IN SERVICE 2

TOT GURU PEMANDU BAHASA INDONESIA in service 2, bagi guru pembina teater. Sisi lain yang dapat dimanfaatkan adalah pemutaran film yang ditayangkan oleh para tutor. Dari segala keterbatasan sarana prasarana pun mampu mengilhami sebuah produksi film. Tentu dengan keseriusan dalam pembinaan siswa. Namun ini tidak bisa berdiri sendiri, tentu keseriusan anak dalam berlatih. Hal ini dapat kita lihat penayangan sebuah film sebuah SMA swasta di Salatiga dengan cara pengelolaan yang berbeda. Andai teater tekad kaps bisa seperti itu alangkah lain.

SETETES EMBUN HARAPAN

Setetes empun harapan, itulah harapan bagi bagi pelatih dan pembina Teater Tekad Kaps SMAN ! Mayong tahun 2009 ini. Kenyataan harapan yang minim itu dilandasi dengan sangat minimnya peserta teater tahun ini. Dari awal masuk bahkan baru sempat latihan dua kali. Itupun hanya diikuti beberapa anak. Ditambah kesulitan yang sangat luar biasa dengan peserta wanita semua. Ini adalah tantangan pembina dan pelatih untuk mencari naskah yang sesuai. Apkah tahun ini mampu menggarap naskah yang pastas ? Semoga....!

SETETES EMBUN HARAPAN

Setetes embun harapan untuk keberadaan teater tekad kaps sman 1 Mayong di tahun 2009 ini. Ini merupakan harapan yang tidak mengada-ada . Dengan keberadaan peserta yang sangat minim ditambah dengan jumlah peserta yang tidak ada laki-lakinya. mungkinkah mampu menghasilkan suatu karya ?

Kamis, 12 November 2009

IN MEMORI PEMBINA TEATER


Selama menjadi pembina teater ada suka dan dukanya. Pementasan menjadi pembina teater di mulai membina teater di SMA Nasional Pati pada tahun 1998 dengan judul Caping Gunung. Kala itu dengan kemampuan yang sangat terbatas berani mementaskan naskah buatan sendiri dengan dengan segala keterbatasan. Pada tahun berikut membina dengan Drs. Slamet Raharjo alias Mondol mementaskan naskah berjudul "Rumah-rumah Kertas" namun belum membuahkan hasil hanya meraih juara harapan. Beruntung pada tahun 2000-an berhasil menorehkan hasil dengan menjuarai juara umum dalam festival drama se-Kabupaten Pati. Kala ini mementaskan "Tuan Gorela"
Kesendirian ternyata berat dalam membina teater perlu guru yang lebih ahli seperti Pak Mondol. Apalagi kini aku harus berpiusah dengan Pak Mondol karena alih tugas di SMA Negeri 1 Mayong Jepara. Ini terbukti berkali-kali mengikuti festival tak mampu unatuk menembus juara. Pementasan Naskah " Lapar" dalam festival Kalinyamatan Jepara belum bisa membuahkan hasil. Begitu pula dalam festival di STAIN Kudus yang kala itu mementaskan naskah berjudul "Kambing" . Terakhir kali di tahun 2009 ini dalam festival teater di UMK yang mementaskan naskah " Maria " hanya masuk pada nominasi juara karena hanya ada juara 1, 2 dan 3. Mungkin kalau ada juara harapan bisa mendapatkan. Ya tak apalah memang hanya sebatas itu kemampuan pembina yang berhasil ditorehkan.
Pada tahun ini terasa berat untuk menggarap naskah mengingat animo siswa yang turun di SMAN 1 Mayong untuk mengikuti ekstra teater. Masihkah mampu bertahan seiring derasnya perkembangan perteateran di tanah air sekarang ? Perkembangan kelompok teater profesional di daerah yang cukup pesat. Masih mampu bertahan teater tekad kaps sman 1 mayong ? Semoga...........................!